Press Release

Laporan IFC Menunjukkan Investasi pada Tempat Kerja Ramah Keluarga Dapat Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Jakarta, Indonesia 22 Juli 2025 — Investasi pada tempat kerja yang ramah keluarga dapat memperkuat perekonomian Indonesia dengan meningkatkan produktivitas dan memperluas partisipasi tenaga kerja, khususnya di kalangan perempuan. Dengan mengatasi tantangan pengasuhan yang dihadapi banyak pekerja, dunia usaha dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih inklusif, meningkatkan kinerja, dan mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang.

Temuan ini berasal dari laporan terbaru berjudul “From Barriers to Breakthroughs: Family-Friendly Workplaces for Indonesia’s Future” yang diterbitkan oleh International Finance Corporation (IFC), anggota dari Grup Bank Dunia dan lembaga pembangunan global terbesar dengan fokus pada sektor swasta di pasar negara berkembang. Riset ini melibatkan lebih dari 2.000 karyawan dari 13 perusahaan swasta di Indonesia dari berbagai sektor, termasuk layanan keuangan, manufaktur, konsultasi, ritel, e-commerce, serta makanan dan minuman. Secara keseluruhan, perusahaan-perusahaan ini mempekerjakan 33.000 pekerja, dan 69 persen di antaranya adalah perempuan.

Laporan ini menunjukkan bahwa tanggung jawab pengasuhan yang belum terfasilitasi dengan baik menjadi biaya tersembunyi bagi perusahaan. Setengah dari orang tua yang bekerja menyatakan bahwa kewajiban mengasuh anak memengaruhi kinerja mereka di kantor, termasuk kehilangan rata-rata empat hari kerja per tahun—setara dengan 1,7 persen dari total biaya gaji. Kebijakan yang ramah keluarga, seperti pengaturan kerja yang fleksibel, dukungan pengasuhan anak, ruang laktasi, serta layanan penitipan anak di tempat kerja maupun saat darurat, dapat membantu mengurangi ketidakhadiran dan mendukung pekerja, khususnya perempuan, kembali bekerja setelah masa cuti melahirkan.

“Tanggung jawab pengasuhan seringkali menjadi hambatan yang tidak terlihat terhadap produktivitas,” ujar Euan Marshall, Country Manager IFC untuk Indonesia. “Temuan ini menunjukkan bahwa ketika perusahaan mengambil langkah nyata untuk mendukung orang tua yang bekerja, seperti memberikan fleksibilitas kerja atau dukungan pengasuhan, mereka tidak hanya mempertahankan talenta, tetapi juga memperkuat kinerja bisnis. Investasi pada sumber daya manusia adalah investasi yang menguntungkan.” 

Menurut International Labor Organization (ILO), lebih dari sepertiga dari 208 juta penduduk usia kerja di Indonesia berada di luar angkatan kerja, hal ini mencerminkan potensi besar yang belum dimanfaatkan. Perempuan mendominasi kelompok ini; hanya 53 persen perempuan yang berada dalam Angkatan kerja, jauh lebih rendah dibandingkan 81 persen laki-laki. Kesenjangan ini telah berlangsung selama dua dekade terakhir.

World Bank memperkirakan bahwa peningkatan partisipasi perempuan di dunia kerja sebesar 25 persen dapat menambah hingga $62 miliar terhadap PDB Indonesia. Namun, beban pengasuhan, khususnya terhadap anak, masih menjadi faktor utama yang memengaruhi Keputusan orang tua untuk bekerja. Tanpa akses terhadap layanan pengasuhan yang andal dan terjangkau, banyak orang tua yang bekerja, khususnya perempuan, kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dalam dunia kerja. Laporan IFC menunjukkan bahwa kebijakan tempat kerja ramah keluarga dapat membantu meringankan tekanan ini, membantu lebih banyak perempuan untuk berkembang di tempat kerja, dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

Studi yang dilakukan dengan dukungan Pemerintah Australia ini juga mengungkapkan bahwa 40 persen pekerja bertanggung jawab dalam merawat anggota keluarga lanjut usia atau penyandang disabilitas. Hampir seperempat di antaranya juga merawat anak-anak sekaligus anggota keluarga yang menua. Tekanan ganda ini  turut berkontribusi pada tingkat ketidakhadiran dan pergantian karyawan, yang menegaskan perlunya solusi tempat kerja yang inklusif dan fleksibel.

Laporan ini dikembangkan melalui kerja sama dengan IGNITE Women Networking and Mentorship Program, sebuah inisiatif nasional yang bertujuan memberdayakan lebih banyak perempuan Indonesia untuk mencapai posisi kepemimpinan eksekutif. Laporan ini juga merupakan bagian dari inisiatif global IFC Tackling Childcare, yang telah memberikan dampak positif di lebih dari 20 negara sejak tahun 2017. Laporan ini membuka peluang kolaborasi berkelanjutan antara IFC dan sektor swasta di Indonesia untuk bersama-sama menciptakan solusi pengasuhan yang praktis, yang dapat meningkatkan produktivitas, mendukung keluarga pekerja, dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.  

 

Tentang IFC 
IFC—anggota dari Grup Bank Dunia—adalah lembaga pembangunan global terbesar dengan fokus pada sektor swasta di pasar negara berkembang. Kami bekerja di lebih dari 100 negara, menggunakan modal, keahlian, dan pengaruh kami untuk menciptakan pasar dan peluang di negara berkembang. Pada tahun fiskal 2024, IFC telah memberikan komitmen sebesar $56 miliar kepada perusahaan swasta dan lembaga keuangan di negara berkembang, memanfaatkan solusi dari sektor swasta dan menggerakkan modal swasta untuk menciptakan dunia yang bebas dari kemiskinan di planet yang layak huni. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.ifc.org

Tetap terhubung dengan IFC di media sosial kami

Contacts

Tyagita Silka
Communications Officer for Indonesia, Timor-Leste, and Pacific Islands
Jakarta