Jakarta, 16 Maret 2023 – Perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah bersiap untuk meningkatkan upaya mengatasi perubahan iklim dan meningkatkan kesetaraan gender sebagai bagian dari kesepakatan yang akan turut membuat mereka lebih menarik di mata investor yang berfokus pada aset berkelanjutan.
Berdasarkan nota kesepahaman (MoU) yang diumumkan hari ini antara BEI, International Finance Corporation (IFC), bagian dari Kelompok Bank Dunia, dan dengan dukungan dari Sekretariat Negara Swiss untuk Urusan Ekonomi (SECO), para perusahaan tercatat dan calon pendaftar akan didorong untuk memperkuat praktik Environmental (lingkungan), Social (sosial), dan Governance (tata kelola) atau ESG. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan upaya perusahaan untuk menimbang masalah ESG dengan lebih baik, termasuk risiko terkait iklim, dan membantu mereka dalam mencapai tujuan keberlanjutan. Kolaborasi ini diawali dengan upacara pembukaan perdagangan BEI dalam rangka "Acara Peluncuran Kolaborasi ESG IFC dan IDX dan Pelatihan Kepemimpinan ESG" yang diselenggarakan hari ini, Kamis (16/3) di Main Hall BEI, Jakarta, Indonesia.
Sementara negara-negara berkembang masih membutuhkan dana yang signifikan sekitar $2,5 triliun kebutuhan pembiayaan untuk mencapai SDGs, dengan proyeksi tambahan kekurangan sebesar $1,7 triliun akibat COVID-19—IFC memperkirakan terdapat lebih dari $23 triliun peluang investasi pada sektor hijau dan terkait iklim serta aktivitas yang dapat membantu mencapai tujuan nasional yang selaras dengan Perjanjian Paris dan mempercepat transisi global menuju ekonomi rendah karbon.
"BEI ingin mengembangkan ekosistem pasar modal Indonesia untuk mengadopsi dan memanfaatkan praktik-praktik berkelanjutan. MoU ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem di pasar modal Indonesia di mana bisnis dan keberlanjutan berjalan seiring. Kolaborasi ini akan menjadi platform untuk mendorong ekosistem investasi hijau di Indonesia dan memperkenalkannya kepada penonton internasional", ujar Risa E. Rustam, Direktur BEI.
Peluncuran kolaborasi ini juga menandai dimulainya seri Pengembangan Kapasitas Kepemimpinan ESG, yang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan Standar Kinerja IFC dan Metodologi Tata Kelola Perusahaan serta membantu perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam menangani topik-topik penting terkait ESG, termasuk tata kelola Lingkungan & Sosial yang efektif dan sistem manajemen risiko, pengungkapan dan transparansi, risiko dan mitigasi iklim, serta gender.
"Dua puluh sekian tahun yang lalu, tidak ada acuan dalam mengelola risiko dalam pembiayaan proyek di negara berkembang, jadi kami membuat seperangkat standar kinerja. Hari ini, apa yang kami pelajari dari pengalaman adalah bahwa keberlanjutan dan profitabilitas bukanlah tujuan bisnis yang terpisah, dan kami melihat investor institusi semakin mengintegrasikan pertimbangan ESG ke dalam keputusan investasi mereka," ujar Randall Riopelle, Penjabat Country Manager IFC untuk Indonesia dan Timor-Leste . "Dan pada akhirnya, investasi berkelanjutan memberi cara untuk menaruh uang berdasarkan keyakinan mereka untuk mencapai komunitas yang lebih hijau, lebih inklusif, dan lebih tangguh."
Indonesia, negara yang kaya sumber daya, sangat bergantung pada eksploitasi sumber daya alam untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi, yang mengakibatkan masalah lingkungan dan sosial yang signifikan. Indonesia juga berada pada peringkat tiga negara teratas dalam hal risiko iklim, dengan paparan banjir yang tinggi, panas ekstrem, dan kenaikan permukaan laut. Transisi Indonesia ke masa depan rendah karbon dan tahan iklim akan membutuhkan investasi besar dan peran sektor swasta sangatlah penting. Penguatan praktik-praktik ESG juga akan memungkinkan pasar modal memainkan peran yang lebih besar dalam transisi Indonesia menuju ekonomi rendah karbon dan tahan iklim.
"Ada pengakuan yang berkembang dari pasar modal bahwa pengungkapan transparan terhadap faktor tata kelola, lingkungan, dan sosial membantu investor dalam membuat keputusan berdasarkan informasi dan penilaian paparan terhadap risiko dan ketahanan," ujar H.E. Olivier Zehnder, Duta Besar Swiss untuk Indonesia, Timor-Leste, dan ASEAN. "Kemitraan kami dengan IFC dan BEI melengkapi pekerjaan kami terkait dengan pembangunan berkelanjutan. Hal ini akan membangun dan memperkuat inisiatif-inisiatif yang sudah kami lakukan sebelumnya dalam mempromosikan standar dan praktik ESG dan membantu memandu arus keuangan menuju investasi berkelanjutan untuk pembangunan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan."
Kerja sama ini merupakan bagian dari program ESG Indonesia Terintegrasi yang diluncurkan oleh IFC dan SECO untuk membantu pembuat kebijakan, investor, perusahaan, dan para mitra di Indonesia untuk mengelola risiko dan hambatan ESG dengan mempromosikan manajemen pengambilan keputusan dan risiko lingkungan dan sosial yang efektif. Selain bekerja sama dengan pembuat kebijakan di Indonesia dan BEI, IFC juga mendukung lembaga direktur lokal, pusat pelatihan, dan memberikan saran ESG kepada perusahaan-perusahaan di Indonesia. Penandatanganan MoU ini juga mendukung upaya perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk menyelaraskan dengan praktik terbaik secara internasional.
Tentang IFC
IFC—bagian dari Kelompok Bank Dunia—merupakan lembaga pembangunan global terbesar dengan fokus pada sektor swasta di pasar negara berkembang. Kami bekerja di lebih dari 100 negara, dengan memanfaatkan modal, keahlian, dan pengaruh kami untuk menciptakan pasar dan peluang di negara berkembang. Pada tahun fiskal 2022, kami menginvestasikan US$32,8 miliar di perusahaan dan lembaga keuangan di negara berkembang, memanfaatkan kekuatan sektor swasta untuk mengakhiri kemiskinan ekstrem dan meningkatkan kesejahteraan bersama di tengah perekonomian berjuang menghadapi dampak krisis global yang semakin parah. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.ifc.org.
Tetap Terhubung
www.ifc.org/eastasia
www.ifc.org/sustainability
www.twitter.com/IFC_EAP
www.youtube.com/IFCvideocasts
www.ifc.org/SocialMediaIndex
www.instagram.com\ifc_org
www.facebook.com/IFCeap
www.facebook.com/IFCwbg
Tentang BEI
Bursa Efek Indonesia merupakan satu-satunya bursa di Indonesia dengan lebih dari 800 perusahaan tercatat dan total kapitalisasi pasar mencapai US$600 miliar. BEI adalah organisasi nonprofit dengan fungsi utama menciptakan pasar modal yang teratur, wajar, dan efisien di Indonesia. BEI mempromosikan pasar modal yang berkelanjutan melalui berbagai inisiatif dan bekerja erat dengan pemangku kepentingan untuk menyediakan transparansi dan perlindungan investor. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.idx.co.id.
Tentang SECO
SECO adalah pusat kompetensi yang berasal dari negara Swiss yang berkecimpung dalam setiap masalah inti yang berkaitan dengan kebijakan ekonomi. Kerja sama pembangunan ekonomi SECO berupaya untuk mencapai pertumbuhan berkelanjutan yang inklusif dan pengentasan kemiskinan. Kegiatannya bertujuan untuk menciptakan pekerjaan yang lebih banyak dan lebih baik, meningkatkan perdagangan dan daya saing, mendukung lembaga dan layanan yang efektif, dan mendorong ekonomi yang tahan iklim. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.seco-cooperation.admin.ch
Sign up to have customizable news & updates sent to you.