Press Release

Usaha Kecil Mendapatkan Keuntungan dari Kemitraan IFC dengan ASSA dalam Mendukung Penyedia Layanan Logistik Generasi Berikutnya

Juli 28, 2021

Sasa-Indonesia-PR.jpg

Jakarta, 28 Juli 2021 — Indonesia akan menerima manfaat dari investasi besar di sektor pelayanan logistik pengiriman ekspres untuk membantu menjembatani kesenjangan infrastruktur dan meningkatkan akses terhadap layanan barang dan jasa, yang diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi serta lapangan kerja pada saat negara ini menghadapi dampak signifikan dari pandemi COVID-19.

IFC, anggota Kelompok Bank Dunia, akan menginvestasikan hingga Rp 451 miliar (US$31 juta) kepada PT Adi Sarana Armada (ASSA). Selain mengembangkan bisnis utamanya dalam sektor leasing kendaraan bermotor, ASSA juga berencana memperluas sektor pelayanan logistik pengiriman ekspresnya melalui PT.Tri Adi Bersama, atau dikenal dengan nama Anteraja, dan memperluas layanan logistik bagi sektor e-commerce di Indonesia. Perluasan layanan pengiriman dan penjemputan langsung ke dan dari pelanggan akan memberikan manfaat bagi banyak usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), sebagai inkubator lapangan kerja utama di Indonesia, serta jutaan pengusaha perempuan yang mengandalkan pasar e-commerce yang berkembang pesat sebagai sumber utama perdagangan dan pendapatannya.

Anteraja, perusahaan penyedia layanan pengiriman ekspres berbasis data dan teknologi digital pertama di Indonesia, mempekerjakan lebih dari 15.000 kurir dan mengirimkan lebih dari 700.000 paket per hari. Anteraja terafiliasi dengan salah satu platform e-commerce terkemuka di Indonesia dan salah satu perusahaan penyedia layanan logistik ekspres terbesar dan berbasis teknologi dari China.

"Kami menghargai kepercayaan dan kemitraan IFC, anggota Grup Bank Dunia khususnya di masa-masa krusial seperti ini. Kami sangat menyambut IFC untuk menjadi pemegang saham kami setelah konversi daripada obligasi konversi," kata Prodjo Sunarjanto, Presiden Direktur ASSA. "Dukungan ini tentunya akan membantu ASSA untuk terus membangun bisnis yang berkelanjutan di semua lini bisnis dan meningkatkan kinerja perusahaan kami," lanjut Prodjo.

Investasi IFC dilakukan melalui penerbitan obligasi konversi di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan merupakan salah satu yang pertama sejak adanya pembaruan peraturan pada tahun 2019 yang diberlakukan untuk memperkuat perlindungan hak-hak pemegang saham minoritas, menarik investor internasional dan memperdalam pasar modal di Indonesia. Investasi IFC di ASSA selaras dengan prioritas strategisnya di Indonesia dan sekaligus menunjukkan bagaimana sektor swasta dapat diberdayakan untuk meningkatkan sektor pelayanan logistik dan konektivitas jaringan transportasi, yang dapat membuka jalan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

"Investasi penting ini akan membuka akses ke layanan barang dan jasa yang tentunya akan menguntungkan jutaan orang yang tinggal di luar kota-kota besar di Indonesia, termasuk mereka yang hidup di daerah berpenghasilan lebih rendah yang seringkali harus membayar dengan harga yang lebih tinggi akibat kendala logistik dan biaya transportasi," ucap Alfonso Garcia Mora, IFC Vice President, Asia dan Pasifik. "Pandemi COVID-19 menimbulkan korban jiwa dan kerugian ekonomi yang sangat besar bagi masyarakat Indonesia, sehingga investasi seperti ini menjadi sangat penting dan diharapkan dapat membantu menjaga dan menciptakan lapangan kerja baru ke depannya," lanjut Alfonso.

Digitalisasi dan penetrasi internet yang luas telah mendorong perkembangan pesat pasar e-commerce di Indonesia. Saat ini, e-commerce menyumbang nilai barang dagangan bruto (GMV) sebesar US$12 miliar per tahun, dan diproyeksikan akan tumbuh menjadi US$30 miliar per tahun pada tahun 2025. Kompetisi dan inisiatif akses digital antar platform e-commerce juga telah membuka pintu bagi jutaan pengusaha wanita yang sedang berupaya mengembangkan bisnis rumahan.

Pertumbuhan penjualan online di 24 dari 34 provinsi di Indonesia kini melampaui ibukota Jakarta, hal ini meningkatkan akses terhadap barang dan jasa bagi masyarakat di seluruh Indonesia dan mempercepat pengembangan UMKM. Pertumbuhan di berbagai daerah ini juga menunjukkan bahwa e-commerce mampu membantu mewujudkan pemerataan kesejahteraan. Namun, kemajuan e-commerce dapat terhambat apabila kebutuhan akan layanan logistik melebihi kapasitas bisnis logistik tradisional yang ada untuk keperluan pengiriman barang.

Melalui pendanaan kepada ASSA dan dukungan terhadap peningkatan cakupan layanan dan teknologi Anteraja, kemitraan IFC dan ASSA diharapkan akan membantu mempercepat pengembangan ekosistem Anteraja menjadi solusi pelayanan logistik berkualitas tinggi dengan biaya efisien untuk mengatasi kesenjangan kebutuhan logistik.

Investasi IFC dalam bentuk pembelian obligasi konversi yang tercatat di pasar modal, selama dua tahun, dan tanpa bunga, yang diterbitkan melalui penawaran hak memesan efek terlebih dahulu oleh ASSA.

Tentang IFC
IFC—anggota Kelompok Bank Dunia—merupakan institusi pembangunan global terbesar yang berfokus pada sektor swasta di negara berkembang. Kami beroperasi di lebih dari 100 negara, dengan memanfaatkan modal, keahlian, dan pengaruh kami untuk menciptakan pasar dan peluang di negara berkembang. Pada tahun fiskal 2020, kami menginvestasikan US$22 miliar pada perusahaan swasta dan lembaga keuangan di negara berkembang, memanfaatkan kekuatan sektor swasta untuk mengakhiri kemiskinan ekstrem dan meningkatkan kesejahteraan bersama. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi www.ifc.org

Tetap Terhubung
www.ifc.org/eastasia
www.twitter.com/IFC_EAP  
www.youtube.com/IFCvideocasts  
www.ifc.org/SocialMediaIndex
www.instagram.com\ifc_org
www.facebook.com/IFCeap
www.facebook.com/IFCwbg

Tentang ASSA
Didirikan pada 17 Desember 1999, ASSAmengawali bisnisnya dari penyewaan kendaraan dengan jaringan nasional. Seiring dengan waktu, perusahaan tumbuh dan memiliki berbagai lini bisnis antara lain: bidang jasa penyewaan kendaraan, jasa lelang kendaraan, jasa penyediaan juru mudi, dan layanan logistik yang mengarah kepada end-to-end logistic. Pada tahun 12 November 2012, ASSA mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dengan melakukan IPO dan melepas 40,03% sahamnya ke masyarakat. Saat ini tercatat lebih dari 25ribu armada kendaraan yang dikelola dalam bisnis rental ASSA. Selain itu ASSA mengelola lebih dari 4ribu juru mudi yang didukung oleh 45 jaringan bisnis yang tersebar di seluruh Indonesia yang telah melayani lebih dari 1.800 perusahaan di seluruh Indonesia. ASSA juga melengkapi layanan car sharing di bawah platform aplikasi ShareCar.​

Contacts

Karlis Salna
IFC, Sydney
+61 (0) 415 090 767
Nara Pernama
IFC, Jakarta
+62 (0) 878 852 52508